TIMES GOWA, SIDOARJO – Jumlah korban meninggal dalam peristiwa ambruknya musala asrama putra Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, kembali bertambah. Setelah sebelumnya seorang santri bernama Maulana Alfan Ibrahim (11), asal Surabaya, dinyatakan meninggal dunia, dua santri lain kini juga dilaporkan wafat.
Kedua korban tambahan tersebut adalah Mochammad Mashudulhaq, santri asal Kali Kendal, Dukuhpakis, Surabaya, serta Muhammad Sholeh (22), asal Pandan, Bangka Belitung. Keduanya sempat dirawat di RSUD dr. R. Tjokronegoro Notopuro, namun nyawanya tak tertolong.
Sementara itu, proses pencarian dan evakuasi masih terus dilakukan tim gabungan sejak Senin (29/9/2025) sore hingga Selasa dini hari. Tim SAR yang terdiri dari Basarnas, TNI, Polri, BPBD, Damkar, dan relawan terus berjibaku menyisir puing bangunan menggunakan alat berat. Proses dilakukan ekstra hati-hati karena sisa bangunan dikhawatirkan masih rawan roboh.
Hingga saat ini, tercatat hampir 100 santri menjadi korban dalam peristiwa tersebut. Rinciannya, 38 santri dirawat di RSUD Notopuro, 6 santri mendapat perawatan di RS Delta Surya, dan sekitar 49 santri lainnya dirawat di RSI Siti Hajar Sidoarjo.
Pengasuh Ponpes Al Khoziny, KH Abdus Salam Mujib atau Gus Salam, menyampaikan duka mendalam atas tragedi ini. Ia menjelaskan, bangunan musala yang ambruk merupakan bagian dari proyek pembangunan yang sudah berjalan sekitar 10 bulan dan kini memasuki tahap akhir pengecoran.
“Proses pengecoran terakhir seharusnya sudah selesai waktu Dhuhur. Namun sepertinya penopang cor tidak kuat sehingga menekan ke bawah dan roboh total,” ucapnya.
Gus Salam mengaku tidak mengetahui pasti berapa jumlah santri yang berada di dalam musala saat insiden terjadi. Ia sendiri tidak sedang memimpin salat Ashar di lokasi karena berada di luar pondok. “Bangunan itu lantai satu dipakai salat, sementara lantai atas masih kosong karena memang belum digunakan,” ujarnya.
Pantauan TIMES Indonesia, sejak Senin (29/9/2025) sore hingga Rabu (30/9/2025) hari ini, puluhan ambulans terus hilir mudik mengantar korban ke rumah sakit rujukan. Di sekitar lokasi, suasana penuh duka menyelimuti keluarga santri dan warga yang menanti kabar dari tim penyelamat.
Penyebab pasti robohnya bangunan berusia 10 bulan itu kini tengah dalam penyelidikan tim Inafis Polda Jatim bersama Polresta Sidoarjo. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Korban Meninggal Runtuhnya Musala Ponpes Al Khoziny Bertambah Jadi Tiga Orang
Pewarta | : Rudi Mulya |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |