TIMES GOWA, BANDUNG – Di tengah derasnya arus digital dan kompleksitas dunia kerja, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan satu hal penting: integritas tak boleh ditawar. Pesan itu menggaung kuat dalam kegiatan Student Integrity Campaign (In Camp) yang digelar di Telkom University, Bandung, Senin (13/10/2025).
Ketua Dewan Audit OJK, Sophia Wattimena, mengingatkan bahwa masa depan bangsa tak hanya ditentukan oleh kecerdasan, tapi juga kejujuran dan nilai moral yang dipegang teguh oleh generasi muda.
“Mahasiswa itu bibit penjaga integritas. Berdasarkan survei, hampir 40 persen Gen Z dan milenial menolak tawaran kerja kalau tidak sesuai dengan etika atau keyakinan pribadi mereka. Ini sinyal baik, karena menunjukkan kesadaran moral sudah tumbuh dari kampus,” ujar Sophia, Selasa (1/10/2025).
Kegiatan ini merupakan bagian dari Roadshow Governansi OJK yang juga digelar di Gedung Sate bersama Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, BPK, dan KPK. Lewat forum ini, OJK ingin menumbuhkan budaya transparansi dan tata kelola yang baik, tak hanya di sektor jasa keuangan tapi juga di lingkungan akademik.
Sophia menjelaskan, integritas menjadi fondasi utama dalam membangun ekonomi yang berkelanjutan. Ia menekankan bahwa tanpa kejujuran dan tata kelola yang sehat, pertumbuhan ekonomi hanya akan menjadi angka tanpa makna.
“Kami ingin sektor jasa keuangan dan dunia pendidikan berjalan seiring. Kalau mahasiswa sudah punya kesadaran integritas sejak dini, mereka akan membawa nilai itu ke dunia kerja. Itu investasi jangka panjang untuk bangsa,” tambahnya.
OJK sendiri, lanjut Sophia, telah menerbitkan sejumlah kebijakan penguatan integritas dan pencegahan kecurangan, termasuk POJK Nomor 12 Tahun 2024 tentang strategi anti-fraud di lembaga jasa keuangan serta pedoman etika penggunaan kecerdasan buatan (AI).
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengapresiasi langkah OJK yang mendorong keterbukaan dan akuntabilitas publik. Ia menegaskan, tata kelola yang bersih harus dimulai dari kesadaran individu dan institusi pendidikan.
“Saya di Pemprov Jabar sudah mulai prinsip transparansi. Semua digit anggaran kami buka ke publik. Nggak boleh ada ruang gelap di keuangan negara,” tegas Dedi.
Dukungan serupa datang dari Rektor Telkom University, Prof. Dr. Suyanto, yang menilai kampus memiliki peran strategis membentuk generasi antikorupsi.
“Kami ingin mahasiswa bukan hanya cerdas akademik, tapi juga berani menjaga etika dan tanggung jawab sosial. Kolaborasi dengan OJK ini wujud komitmen kampus dalam memperkuat tata kelola dan budaya integritas,” ujarnya.
Melalui Student Integrity Campaign, OJK ingin menanamkan kesadaran bahwa integritas bukan sekadar slogan, melainkan karakter yang harus dipraktikkan setiap hari. Dari ruang kuliah hingga dunia kerja, nilai itu menjadi fondasi untuk membangun Indonesia yang lebih bersih, tangguh, dan berkeadilan.
“Kita ingin lahir pemimpin masa depan yang tidak hanya pintar, tapi juga punya kompas moral yang kuat,” tutup Sophia. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: OJK Ajak Mahasiswa Jadi Penjaga Integritas, Bukan Sekadar Pencari Gelar
Pewarta | : Djarot Mediandoko |
Editor | : Ronny Wicaksono |